Pertanian konvensional seringkali memerlukan lahan yang luas dan kondisi tanah yang subur, sesuatu yang semakin sulit ditemukan di daerah perkotaan yang padat penduduk. Kehadiran Hidroponik yang merupakan sebuah metode bercocok tanam tanpa menggunakan tanah, muncul sebagai jawaban atas tantangan ini. Dengan memanfaatkan air yang diperkaya nutrisi, hidroponik memungkinkan kita untuk menanam berbagai jenis tanaman di ruang yang terbatas, seperti apartemen, balkon, atau bahkan dalam ruangan.


Keunggulan utama hidroponik adalah kemampuannya untuk mengoptimalkan penggunaan lahan dan air, dua sumber daya yang semakin berharga di era modern ini. Selain itu, metode ini juga menawarkan kontrol yang lebih baik terhadap kondisi pertumbuhan tanaman, sehingga dapat menghasilkan panen yang lebih cepat dan lebih sehat dibandingkan dengan metode konvensional. Dalam artikel ini, kita akan membahas sistem hidroponik yang paling populer dan efektif untuk diterapkan di ruang yang terbatas.



1. Teknik Hidroponik Nutrient Film Technique (NFT)

Sistem Hidroponik NFT memanfaatkan aliran tipis larutan nutrisi yang terus-menerus mengalir melalui akar tanaman yang ditanam dalam saluran dangkal. Sistem ini terkenal karena kesederhanaannya dan kemampuannya untuk memberikan oksigen dan nutrisi secara optimal kepada tanaman. Pada sistem ini larutan nutrisi secara terus menerus dialirkan mengenai akar tanaman menggunakan pipa PVC dan pompa dengan teknik sirkulasi (Swastika, 2018). Posisi tanaman yang tumbuh pada lapisan aliran nutrisi yang tidak dalam (dangkal) dapat membuat sebagian akar terendam dan memperoleh nutrisi sehingga sebagian lainnya berada di atas memperoleh oksigen.


Dengan diperkenalkannya sistem NFT, waktu tanam akan lebih singkat dan penanaman lebih banyak dapat dilakukan. Bertani dengan sistem NFT memungkinkan Anda memanen berkali-kali sekaligus sehingga menghasilkan keuntungan lebih besar. Memiliki nutrisi dalam satu wadah memudahkan pemantauan aliran, pemeliharaan, dan status nutrisi, serta memberikan gambaran sekilas tentang status nutrisi secara keseluruhan, sehingga menghilangkan kebutuhan akan pemeriksaan yang sering.


Sistem hidroponik NFT adalah pilihan yang sangat baik bagi mereka yang mencari metode hidroponik efisien dan produktif. Dengan pemeliharaan dan pemantauan yang tepat, NFT dapat menghasilkan tanaman yang tumbuh cepat dan sehat di ruang yang terbatas. Namun, penting untuk menyadari tantangan yang ada dan memastikan sistem berjalan dengan baik untuk mendapatkan hasil terbaik.



2. Teknik Hidroponik Sistem Drip System

Sistem Drip Hidroponik terkenal karena efisiensinya dalam penggunaan air dan nutrisi, serta kemampuannya untuk mendukung pertumbuhan berbagai jenis tanaman. Pada sistem Drip, larutan nutrisi dialirkan secara perlahan melalui serangkaian pipa atau selang yang dilengkapi dengan emitter (alat tetes) ke akar tanaman. Larutan ini kemudian menetes secara konsisten dan langsung ke zona akar tanaman, memberikan air dan nutrisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan optimal. Sistem ini biasanya dikendalikan oleh timer yang memastikan nutrisi diberikan pada interval waktu yang tepat.


Drip system ini lebih terkenal untuk menanam sayuran dan buah-buahan seperti terong, cabai, paprika, terong, tomat, melon, dan stroberi. Sistem ini juga dikenal lebih hemat biaya dikarenakan pada kegiatan pemupukan yang dapat dikurangi karena hanya diberikan bersamaan dengan proses penyiraman. Untuk memulai hidroponik dengan drip system ada beberapa alat yang diperlukan serta ruangan yang cukup luas seperti dripper, nipper, microtube, pompa, pipa nutrisi, polybag, wadah penampungan nutrisi, dan timer.


Dengan menggunakan sistem Drip, kita dapat memastikan tanaman mendapatkan nutrisi yang diperlukan secara efisien dan konsisten, sehingga dapat mencapai pertumbuhan yang optimal meskipun dalam kondisi lahan yang terbatas.



3. Teknik Hidroponik Deep Water Culture (DWC)

Sistem hidroponik Deep Water Culture adalah metode yang sederhana dan efisien untuk menanam tanaman tanpa tanah, dengan potensi pertumbuhan yang cepat dan biaya yang relatif rendah. Tanaman yang masih muda ditempatkan di net pot yang diletakkan di atas reservoir. Akar tanaman menjuntai ke bawah dan langsung terendam dalam larutan nutrisi di dalam air.


Karena tanaman mendapatkan akses langsung ke air dan nutrisi, mereka dapat tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan metode tanam konvensional. Tanaman dalam sistem DWC sering menunjukkan pertumbuhan yang cepat dan kesehatan yang baik.


Sistem DWC sangat sederhana dan mudah diimplementasikan, cocok untuk pemula maupun petani berpengalaman. Tetapi tidak semua jenis tanaman cocok untuk sistem DWC, biasanya lebih cocok untuk tanaman berukuran kecil hingga menengah, seperti selada, bayam, dan herba.



4. Teknik Hidroponik Wick System

Wick System adalah salah satu metode hidroponik yang paling sederhana, sistem ini menggunakan sumbu untuk menyerap larutan nutrisi dari reservoir (wadah nutrisi) ke media tanam, yang kemudian diserap oleh akar tanaman. Sumbu ini menghubungkan reservoir dengan media tanam, bertugas mengalirkan larutan nutrisi dari reservoir ke akar tanaman.


Nutrisi dan air di dalam reservoir perlu dipantau secara rutin, karena tanaman akan menyerapnya seiring pertumbuhan. Jika level air atau konsentrasi nutrisi menurun, perlu diisi ulang. Pemeliharaan pada system wick ini mudah. Tidak memerlukan listrik atau pompa sehingga mudah dan murah untuk dijalankan.


Namun system ini terbatas pada tanaman kecil dengan kebutuhan air yang tidak terlalu banyak, seperti selada, basil, dan bayam. Lalu jika nutrisi tidak dikelola dengan baik, ada risiki penumpukan garam di media tanam yang bisa berdampak negative pada pertumbuhan tanaman.


Post Your Comments